Dampak Literasi Asuransi Terhadap Perekonomian bangsa

Dampak Literasi Asuransi Terhadap Perekonomian Bangsa

1. Meningkatkan Ketahanan Finansial Masyarakat

Literasi asuransi yang baik dapat meningkatkan ketahanan finansial masyarakat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, hanya sekitar 19,16% masyarakat Indonesia yang memiliki pemahaman yang memadai tentang produk asuransi. Rendahnya literasi ini menyebabkan banyak masyarakat tidak memiliki proteksi yang cukup terhadap risiko finansial, seperti penyakit kritis, kecelakaan, atau kehilangan pendapatan. Dengan meningkatkan literasi asuransi, masyarakat dapat memahami pentingnya memiliki asuransi sebagai bentuk perlindungan finansial, yang pada akhirnya akan mengurangi beban ekonomi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Kutipan Ahli:

“Literasi asuransi yang rendah membuat masyarakat rentan terhadap guncangan finansial. Edukasi yang tepat dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola risiko,” kata Dr. Irwan Abdalloh, pakar ekonomi syariah dan asuransi dari Universitas Indonesia.

2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi melalui Inklusi Keuangan

Literasi asuransi juga berkontribusi pada inklusi keuangan, yang merupakan salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi. Data dari Global Financial Inclusion (Global Findex) 2021 menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% penduduk Indonesia yang memiliki produk asuransi. Rendahnya tingkat inklusi asuransi ini menghambat potensi pertumbuhan ekonomi, karena asuransi dapat menjadi alat untuk mendistribusikan risiko dan mendorong investasi. Dengan meningkatkan literasi asuransi, lebih banyak masyarakat akan tertarik untuk menggunakan produk asuransi, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan sektor keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.

Kutipan Ahli:

“Asuransi adalah salah satu instrumen keuangan yang dapat mendorong stabilitas ekonomi. Namun, tanpa literasi yang memadai, potensi ini tidak akan terwujud,” ujar Prof. Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

3. Mengurangi Beban Pemerintah dalam Menangani Risiko Sosial

Rendahnya literasi asuransi juga berdampak pada meningkatnya beban pemerintah dalam menangani risiko sosial, seperti bencana alam, kesehatan, dan pengangguran. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerugian ekonomi akibat bencana alam di Indonesia mencapai rata-rata Rp22,8 triliun per tahun. Jika masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang asuransi, mereka dapat memitigasi risiko ini melalui produk asuransi yang sesuai, sehingga mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah.

Kutipan Ahli:

“Asuransi dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban pemerintah dalam menangani risiko sosial. Namun, hal ini hanya mungkin terjadi jika masyarakat memahami manfaat dan pentingnya asuransi,” jelas Dr. Ririn Salma Purnamasari, peneliti di bidang ekonomi dan keuangan.

4. Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja

Literasi asuransi juga berdampak pada daya saing dan produktivitas tenaga kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2021, pekerja yang memiliki asuransi kesehatan dan jiwa cenderung lebih produktif karena merasa lebih aman dan terlindungi. Dengan meningkatkan literasi asuransi, lebih banyak tenaga kerja akan memahami pentingnya memiliki proteksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi bangsa.

Kutipan Ahli:

“Asuransi tidak hanya melindungi individu, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja. Ini adalah investasi jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Prof. Didik J. Rachbini, ekonom dari Universitas Paramadina.

5. Mendorong Inovasi dan Pengembangan Produk Asuransi

Tingkat literasi asuransi yang tinggi juga dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk asuransi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut riset dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), permintaan akan produk asuransi yang inovatif, seperti asuransi mikro dan asuransi berbasis teknologi (insurtech), terus meningkat seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang asuransi. Hal ini tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri asuransi itu sendiri.

Kutipan Ahli:

“Literasi asuransi yang baik akan mendorong industri untuk lebih kreatif dalam mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Budi Tampubolon, Ketua Umum AAJI.

Kesimpulan

Literasi asuransi memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian bangsa, mulai dari meningkatkan ketahanan finansial masyarakat, mendorong inklusi keuangan, mengurangi beban pemerintah, hingga meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Namun, tantangan utama di Indonesia adalah masih rendahnya tingkat literasi asuransi. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, industri asuransi, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi.

Dengan meningkatkan literasi asuransi, Indonesia dapat membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan, serta mengurangi kerentanan terhadap berbagai risiko ekonomi dan sosial.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *